Rumah Bio Indonesia

Categories
Article

TRICHOTEC Fungisida Alami untuk Semua Jenis Tanaman

Tanaman anda terserang pathogen penyakit seperti penyakit layu fusarium, busuk daun, akar gada, busuk akar umbi, busuk buah, patek dll?

Penyakit yang disebabkan oleh pathogen tersebut dapat menurunkan kualitas tanaman budidaya sobat lohh bahkan dapat menyebabkan gagal panen 😱

Kalau seperti itu tidak bisa dibiarkan teman-teman, Rumah Bio Indonesia punya solusinya 👍

“TRICHOTEC” merupakan fungisida alami dengan komposisi utama Trichoderma harzianum untuk mencegah dan mengendalikan serangan berbagai pathogen penyakit pada semua jenis tanaman seperti penyakit layu fusarium, busuk daun, akar gada, busuk akar umbi, busuk buah, patek dll.

Gunakan “TRICHOTEC” sekarang jugaa!! untuk mencegah dan mengendalikan tanaman anda dari serangan pathogen penyakit. Pastinya Organik dan Ramah Lingkungan 🌿

Categories
Article

Sobat Tani Pilih mana yaah, Pupuk Kimia atau Pupuk Organik? 😊

Pertanian modern saat ini menghadapi banyak tantangan dalam meningkatkan produktivitas tanaman.Untuk mencapai hasil yang diinginkan, penggunaan pupuk sangat diperlukan. Terdapat perbedaan mendasar antara pupuk kimia dan pupuk organik. Pupuk kimia dibuat menggunakan bahan-bahan sintetis seperti nitrogen, fosfor dan kalium yang sangat mudah larut dalam air.Sementara itu, pupuk organik terbuat dari bahan-bahan alami seperti kotoran hewan, kompos, dan sisa tanaman. Ketika digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman, pupuk kimia memberikan hasil yang cepat dan terukur, tetapi mengandung bahan kimia yang tidaklah baik bagi lingkungan jika digunakan secara berlebihan.

Sementara itu, pupuk organik cenderung memberikan hasil yang lebih lambat dan tidak terukur serta mengandung nutrisi yang lebih seimbang dan ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan bahan kimia beracun dalam budidaya tanaman.


Dalam hal biaya, pupuk kimia lebih murah dibandingkan dengan pupuk organik namun dalam jangka panjang, penggunaan pupuk organik dapat lebih efektif dan menguntungkan karena dapat menurunkan biaya pemeliharaan tanaman dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan.

Dalam memilih jenis pupuk yang akan digunakan, diperlukan perencanaan dan pemilihan sesuai dengan tanaman yang dibudidayakan, sifat tanah yang ada serta tujuan akhir dari pertanian itu sendiri. Oleh karena itu, pemilihan pupuk yang tepat dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk pertumbuhan tanaman dan berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah.

Rumah Bio adalah distributor pupuk organik dan pupuk hayati cair dengan hasil maksimal dan ramah lingkungan yang support pertanian berkelanjutan.

Silahkan hubungi Kami jika ada kebutuhan dari produk Rumah Bio untuk instansi pemerintah(Pembelian Langsung), perusahaan swasta, atau user/perorangan.

Info kontak :
Sandi
Marketing Rumah Bio Indonesia
👇
https://wa.me/6281285767172

Website :
www.rumahbioindonesia.com

Branch Office :

Komplek PWR, Jl. Taman Margasatwa Raya No.48B,
RT.12/RW.5, Jati Padang,
Ps.Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Categories
Article

Cara Pengendalian Hama Lanas (cylas formicarius) pada Ubi Jalar menggunakan FERO LANAS

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis umbi penghasil karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif dan bahan pembuat pakan. Di Indonesia ubi jalar merupakan tanaman yang telah lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari produksi tanaman ubi jalar di wilayah Indonesia (BPS, 2014). Ubi jalar juga sudah dikenal secara luas bahkan di beberapa tempat seperti Indonesia bagian timur ubi jalar masih dipergunakan sebagai makanan pokok. Kebutuhan ubi jalar akan terus mengalami peningkatan mengingat ubi jalar merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan budidaya ubi jalar adalah adanya serangan hama pada tanaman ubi jalar. Hama lanas/boleng merupakan (Cylas formicarius) merupakan salah satu hama utama pada tanaman ubi jalar dan dapat menurunkan hasil panen sebanyak 20-70% (Kabi  et al., 2003). Permukaan kulit yang terserang hama tersebut menjadi berlubang dan memiliki bau yang khas. Umbi yang terserang berpengaruh terhadap kualitas hasil karena umbi yang terserang akan terasa pahit.

FERO LANAS merupakan feromon yang dapat menarik hama boleng/lanas jantan, berbahan organik yang ramah lingkungan, tidak merusak struktur tanah dan tidak berbahaya bagi manusia. Keunggulan FERO LANAS antara lain menarik dan menangkap hama secara massal, mengurangi populasi hama sehingga hasil panen meningkat, penggunaan aman dan ramah lingkungan.  Penggunaan FERO LANAS pada tanaman dapat mengendalikan populasi hama boleng sehingga produksi ubi jalar dapat lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.

Gunakan FERO LANAS untuk pengendalian hama boleng pada tanaman ubi jalar 😊

Categories
Article

Cara Pengendalian Hama Tanaman Buah Kopi (Hypothenemus Hampeii) dengan Perangkap KOPTAN

Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang paling banyak di minati oleh masyarakat karena memiliki citarasa dan aroma yang khas serta memiliki banyak manfaat (Ramalakshmi et al., 2008). Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki umur produktif selama 20 tahun. Tanaman kopi juga merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, selain itu juga merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Indonesia. Tanaman kopi terdiri dari jenis coffe arabica, coffe robusta dan kopi liberica (Danarti dan Najiyati, 2004).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan budidaya tanaman kopi adalah Teknik budidaya serta pengendalian hama dan penyakit. Adanya serangan atau gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) mengakibatkan produksi menurun. Salah satu hama utama tanaman kopi adalah Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampeii).  Serangan yang diakibatkan oleh hama ini pada buah kopi yang bijinya masih lunak mengakibatkan buah tidak berkembang, warnanya berubah menjadi kuning kemerahan, dan akhirnya gugur, sedangkan serangan pada buah yang bijinya telah mengeras akan berakibat penurunan mutu biji kopi karena biji berlubang. Biji kopi yang cacat tersebut akan berpengaruh negatif pada kafein dan gula pereduksi yang akan mempengaruhi citarasa kopi.

KOPTAN merupakan senyawa pengendali hama penggerek buah kopi PBKo dengan bahan organik yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia. Keunggulan KOPTAN antara lain dapat menarik dan menangkap hama secara massal, mengurangi populasi hama sehingga hasil panen meningkat, penggunaan aman dan ramah lingkungan. Penggunaan KOPTAN pada tanaman kopi dapat mengendalikan populasi hama penggerek buah kopi secara berlebihan sehingga produksi buah kopi dapat lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.

Gunakan KOPTAN untuk pengendalian serangan hama tanaman kopi ya sobat tani 😊

Categories
Article

Mengenal Hama Kutu Kebul pada Tanaman dan Cara Membasminya secara Organik

Hama merupakan kelompok organisme yang menyerang hampir di setiap komoditas dan bagian tanaman. Termasuk Hama kutu-kutuan yang dapat menyerang bagian daun, batang, bahkan akar dapat menjadi tempat hidup dan sumber makanan mereka. Selama ini hama kutu-kutuan yang dapat menyerang tanaman antara lain yaitu lalat buah, wereng , aphids, thrips, kutu loncat, lalat pengorok daun, ngengat, kepik, penggerek batang, penggerek daun, penggerek buah, dan lain sebagainya. Serangan besar yang diakibatkan dari hama-hama tersebut dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada beberapa komoditas, khususnya tanaman hortikultura.

Insektisida kimia merupakan salah satu alternatif petani untuk membasmi hama yang menyerang tanaman mereka. Keuntungan menggunakan insektisida kimia adalah harga lebih murah, lebih cepat hasilnya, dan lebih mudah didistribusikan. Namun ada dampak jangka panjang yang merugikan diantaranya, mulai menurunnya nilai kesuburan tanah, menyebabkan hama kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), serta penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen yang dapat membahayakan kesehatan.

“Likat Kuning” merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Likat kuning mampu menarik berbagai hama secara masal dengan kualitas perekat yang kuat, tahan air hujan, memiliki dua sisi, dan dapat digunakan kurang lebih 2 bulan. Likat kuning ini tentunya ramah lingkungan, cenderung lebih murah dan tidak membahayakan untuk kesehatan.

Untuk info produk Likat Kuning selengkapnya bisa klik tombol di bawah ini yaa sobat tani

Categories
Article

Tips Budidaya Tanaman Cabai ala Rumah Bio Indonesia

Tanaman Cabai merah (Capsicum annum L) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai tanaman utama karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi selain itu dilihat dari kandungan gizi dan manfaat yang dimilki cabai, maka cabai juga penting dikonsumsi oleh manusia. Sebagai bumbu, cabai digunakan sebagai penguat rasa makanan, cabai bahkan dianggap sebagai bahan makanan pokok. Oleh karena itu pembudidayaan tanaman cabai harus diperhatikan agar produksi tanaman cabai meningkat dari tahun ketahun.

Tanaman cabai merah dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, air tersedia selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman namun banyaknya masalah seperti pemilihan varietas cabai yang perlu dipertimbangkan (kesesuaian, permintaan pasar), serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pemilihan benih yang baik dan sehat agar dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi secara maksimal.

Untuk menghindari timbulnya berbagai masalah dalam budidaya cabai merah, terutama terhadap keamanan produk dan lingkungan, perlu dilakukan usaha budidaya cabai merah secara benar. Dengan Langkah yang dilakukan secara benar diharapkan usaha budidaya cabai merah dapat dilakukan secara berkelanjutan dan produknya aman untuk konsumsi.

Tata cara budidaya tanaman cabai yang efektif:

  1. Persemaian
  2. Siapkan benih yang sehat, dengan varietas yang unggul, bersertifikat, serta tahan terhadap hama dan penyakit
  3. Media persemaian tanaman. Gunakan media tanah + pupuk organik remah (KOHE) + sekam 1:1:1. Penggunaan pupuk organik BioPot dan BioHyt bisa dicampurkan dengan TRICHOTEC (5 gram/1 liter air) bertujuan untuk menghindari tanaman dari jamur.
  4. Persemaian benih. Benih di rendam dengan TRICHOTEC selama 1- 4 jam dengan konsentrasi 5gr/liter (dapat disesuaikan dengan jumlah benih). Persemaian sebaiknya disimpan di green house atau disungkup dengan plastik bening.
  5. Penanaman benih. Benih dimasukkan ke dalam pot tray yang sudah diisi media tanam dan pada 14 hari (muncul 2 daun) lakukan pembumbunan. Media semai sebelumnya dilembabkan dengan cara disiram dengan campuran DINAMIC 3.

Campuran DINAMIC 3:

  • Bio Hyt 5 ml
  • Bio Pot 5 gr
  • Trichotec 5 gr
  • Air 1 liter
  • Pemeliharaan semaian. Dilakukan penyiraman DINAMIC 3 minimal 2x seminggu untuk tanaman yang teridentifikasi fusarium. Penyiraman dilakukan setiap pagi ataupun sore hari.
  • Persiapan pindah tanam. Dilakukan pada tanaman berusia 3-4 minggu.

  • Persiapan lahan
  • Pembukaan dan pembersihan lahan
  • Pembuatan bedengan/garitan. Penggemburan lahan dilakukan 2-3 hari sebelum penanaman. Kriteria bedengan:

Tinggi bedengan : 30 cm

Panjang bedengan : 20 m

Lebar bedengan :1,2 m

Jarak antar bedengan : 50 cm

Arah bedengan sebisa mungkin searah garis kontur untuk menghindari erosi.

  • Pemberian pupuk dasar. Kompos kohe direkomendasikan 50 ton per ha (100 kg per bedengan). Semprotkan larutan BEVTEK hingga lembab untuk mencegah munculnya larva-larva serangga hama.
  • Pemasangan mulsa
  • Pembuatan lubang tanam. Jarak tanam 60 x 60 cm

  • Pindah tanam/penanaman (fase vegetatif)
  • Pindah tanam dan penyiraman
  • Menunggal sedalam ± 5 cm
  • Penanaman dilakukan pagi  atau sore hari
  • Batang harus tegak lurus
  • Lakukan penyiraman DYNAMIC 3 (BIO HYT, TRICHOTEC & BIO POT) masing-masing dilarutkan (5 gr/L)

  • Pemeliharaan
  • Penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari (menyesuaikan intensitas dan frekuensi hujan aktual)
  • Penyiangan gulma
  • Pemupukan. Menggunakan DYNAMIC 3 (BIO HYT, TRICHOTEC & BIO POT) masing-masing dilarutkan (5 gr/L) sebanyak 2x dalam seminggu
  • Pencegahan & pengendalian OPT.
  • pemasangan Likat Kuning dengan jarak 17 m antar Likat Kuning untuk pencegahan OPT seperti Thrips, Kutu Daun, Belalang, Kumbang dll. Dilakukan pemasangan pada ajir dan dipasang 12 cm diatas tajuk tanaman.
  • pemasangan FEROKOP 90 BB pada saat pembungaan untuk mencegah populasi hama lalat buah.
  • Penggunaan BEVTEK untuk pengendalian insektisida. Diaplikasikan tergantung pada tingkat serangan hama ± 1-2x seminggu.
  • Perempelan. Membuang daun, bunga dan bagian tanaman lain yang rusak atau terkena Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
  • Pemanenan. Dilakukan pada saat warna merah pada cabai mencapai 80%

itulah informasi mengenai budidaya tanaman cabai yang bisa kita aplikasikan ke tanaman budidaya kita. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba 😊